Rabu, 20 Oktober 2010

P-51 Mustang, ulasan singkat ala Mr Samuel Q-dokz Kuzczak Handoko

P-51 Mustang adalah pesawat petarung jarak jauh buatan Amerika Serikat. Pesawat ini menjadi salah satu pesawat tempur terbaik pada perang dunia II. Mustang menjadi satu-satunya pesawat petarung yang mampu mencapai Berlin, baik untuk melangsungkan serangan mandiri maupun untuk mengawal pesawat pengebom yang akan menjatuhkan bom di Berlin

"The Winning Mustang", begitu panggilannya, pada awalnya adalah sebuah blueprint yang diajukan oleh North American Aviation (NAA) kepada Sir Henry Self, seorang ketua pembelian pesawat Angkatan Udara Inggris/Royal Air Forces (RAF) yang bertugas membeli pesawat tempur buatan Amerika yang saat itu menjalankan program Cash and Carry Warfare Equipment. Pada waktu itu, Inggris sangat membutuhkan pesawat yang dapat mengawal pesawat pembom Lancaster Mk IV dan Boeing B-25 Mitchell. 

Ketika itu, pesawat yang siap hanyalah Curtiss P-40 Tomahawk, sebuah pesawat bermesin tunggal yang merupakan pesawat terbaru namun cukup lambat bagi pesawat kelas fighter. Inggris membutuhkan pesawat yang mampu mengejar Messerschmitt Me-109 dan Me-110. Pesawat tercepat buatan Jerman pada masa itu. 

Begitu NAA melihat kekurangan tersebut, mereka langsung menawarkan sebuah blueprint pesawat yang memiliki kecepatan 2 kali lebih cepat daripada Me-109 dan memiliki jarak tempuh 3 kali lebih jauh dibandingkan pesawat Spitfire. Sir Henry Self langsung memerintahkan NAA untuk membuat pesawat tersebut. Setelah sekitar 3 bulan, Pesawat tersebut selesai dan siap dikirimkan ke Inggris dan diberi nama P-51 A. 

Tetapi, pesawat tersebut tidak sesempurna yang diinginkan oleh pilot-pilot RAF. Masalahnya terletak pada dapur pacu alias mesin yang digunakan. Mesin Allison V-1710 yang digunakan hanya mampu berlari cepat di ketinggian rendah, ketika diajak menanjak ke ketinggian 15.000 kaki, performa mesin tersebut melorot tak karuan, supercharger mereka kerap kali mengalami masalah pada ketinggian tinggi (>10.000 kaki), dan P-51 menjadi bulan-bulanan empuk bagi Messerschmitt Me-109 di ketinggian tinggi. 

Masalah tersebut lalu dijawab oleh pihak RAF dengan memerintahkan Rolls-Royce untuk membuat mesin yang performanya lebih baik. Rolls-Royce memakaikan mesin Merlin V-1650 (Packard V-1650 untuk Amerika) kepada 4 P-51 yang mesinnya rusak akibat diserang Me-109. Terbukti, kelincahan dan kekuatan P-51 bertambah sangat drastis. Sekarang, P-51 telah menjadi musuh besar Me-109 dan menjadi pesawat fighter terbaik pasukan sekutu untuk menandingi kekuatan udara Nazi Jerman. 

Setelah perang, P-51 masih digunakan di dalam perang Korea untuk menandingi keunggulan dan kelincahan pesawat MiG buatan Russia. Setelah 25 tahun bertugas sebagai alat perang dan pesawat pelatih calon pilot, P-51 akhirnya di"museum"kan dan beberapa diantaranya masih terbang untuk perlombaan "Air Racing"